Masa Bercocok Tanam

Posted on

Masa Bercocok Tanam – Hay sahabat semua.! Pada perjumpaan kali ini kembali akan quipper.co.id sampaikan rangkuman materi tentang Masa Bercocok Tanam

Apa Itu massa Bercocok Tanam?

Masa bercocok tanam pada zaman praaksara ini terbentuk setelah melewati kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan, beralih ke kehidupan bertani. Mereka menganggap kehidupan nomaden kurang menguntungkan karena harus membuka ladang berulang kali.

Selain itu, pertanian menjamin pasokan pangan yang cukup sepanjang tahun tanpa harus membuka kembali ladang. Selain pertanian, juga dikembangkan untuk peternakan.

Orang-orang yang hidup selama periode pertanian ini diyakini selama Neolitik, era sebelum melek berkebun. Secara geografis, musim ini sangat bergantung pada cuaca dan cuaca alam. Karena itu diperlukan untuk pertanian.

Hasil panennya juga akan sangat dipengaruhi oleh sifat tekstur tanah yang digunakan. Orang terkadang perlu beradaptasi dan belajar banyak dari pengalaman yang sudah mereka alami sebelumnya.

Nah untuk melengkapi apa yang menjadi tema pembahasan kita kali ini, maka sebainya kalian simak semua ulasan selengkapnya berikut ini.

Pengertian Masa Bercocok Tanam

Masa Bercocok Tanam
Masa Bercocok Tanam

Masa bercocok tanam adalah? suatu masa yang dimana pada saat itu manusia mulai dapat berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan hutan belukar sebagai ladang tempat perkebunan.

Terjadinya Masa bercocok tanam dimana pada saat itu mereka mulai meninggalkan hidup berburu dan mulai mengumpulkan makanan yang bisa ditinggalkan dan kehidupan merekapun sudah mulai menetap pada suatu tempat.

Dalam masa perkasa itu jenis manusia yang hidup dimasa bercocok tanam tersebut ialah ialah jenis manusia purba yang dikenal dengan homo sapiens, baik itu dari golongan ( mongoloid) maupun golongan( austromelanesoid).

Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Bercocok Tanam

Selain bercocok tanam manusia purba pun beternak hampir semua jenis hewan ternak mereka ternak seperti kerbau, sapi, kambing, ayam, kuda dan anjing.

Masa bercocok tanam dan beternak tersebut dapat diperkirakan terjadi pada zaman Mesolitikum.

padahal jenis manusia purba tersebut yang hidup pada masa itu adalah (homo sapiens) yang asalnya dari rumpun melayu.

Pada masa bercocok tanam itu posisi hutan yang belukar dapat dimanfaatkan sehinga dijadikannya sebuah ladang dengan menanam tanaman seperti sayur mayur, ubi, padi, sukun, nangka, ketela, pisang dan kedelai.

Dengan berjalannya waktu sampai tanah sekitar pun tidak dapat ditanami lagi sampai – sampai manusia purba tersebut mengharuskan berpindah mencari tanah yang jauh lebih subur.

Baca Juga :   Arti 354 Yang Saat Ini Viral Di Tiktok Dalam Bahasa Gaul

Sistem berlandang dan berternak secara berpindah ini dapat disebut juga bergumah. Kegiatan – kegitan seperti hal ini masih sering dijumpai di Indonesia seperti wilayah pedalaman kalimantan dan papua.

Jenis Manusia Pendukung Pada Masa Bercocok Tanam

Manusia Pendukung Pada Masa Bercocok Tanam
Manusia Pendukung Pada Masa Bercocok Tanam

Pada manusia purba yang berjenis (Pithecanthropus Erectus) dapat dikategorikan yaitu antara manusia dan kera.

Selain didasarkan pada besarnya otak, juga didasarkan oleh ciri fisik yang lain.

Tulang keningnya yang sangat lebih menonjol ke muka dan juga di atas bagian hidung menempel menjadi satu.

Di atas tulang kening tulang dahinya itu terlihat licin ke arah belakang sehinga bisa dikatakan dahinya tidak ada.

Penemuan manusia purba yang berjenis (Pithecanthropus Erectus) mendorong penemuan-penemuan yang lain.

Homo Mojokertensis

pertama kali fosil yang berjenis seperti (mojokertensis) ini ditemukan pertama kali oleh(Von Koenigswald) ditahun1936 yang berbentuk tengkorak kanak-kanak dekat Mojokerto.

Dari gigi-giginya tersebut dapat diperkirakan masih kanak-kanak dikarnakan gigi tersebut yang telah di teliti belum melewati umur lima tahun. Makhluk ini dinamakan Homo Mojokertensis.

  • Memiliki tubuh yang tegap dan keker
  • Memiliki badan yang tingi dari 165 cm sampai 180 cm
  • Memiliki tulang raham besar dan gigi graham yang kokoh
  • Memiliki bagian kening yang menonjol ke arah muka
  • Tidak mempunyai dagu, sama seperti meganthropus
  • fungsi otak tidak sempurna seperti halnya terlihat pada jenis homo, yakni sekitar 1. 300 cc volume otak
  • Memiliki atas tulang tengkorak yang sangat tebal dan melonjong
  • Memiliki alat pengunyah dan memakan segalanya
  • Otot tengkuk yang dominan kecil

Meganthropus Paleojavanicus

Kemudian pada tahun 1941, disuatu daerah yang diketahui dengan sebuatan Sangiran ,lembah Sungai Bengawan Solo (Von Koenigswald) menemukan bagian tulang rahang bawah yang lebih besar dan kokoh daripada rahang Pithecanthropus Erectus.

Kemudian Von Koenigswald menyampaikan bahwa makhluk yang baru ditemukan tersebut lebih tua daripada (Pithecanthropus Erectus )mana pun. Mengingatnya bentuk badannya yang sangat besar , makhluk itu diberi nama Meganthropus Paleojavanicus.

  • Mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm hinga180 cm
  • Mempunyai postur tubuh yang tegap dan keker
  • Mempunyai volume otak 900 cc
  • Tonjolan pada bagian pada kening lebih tebal dan melintang sempai bawah pelipisnya
  • Tidak mempunyai dagu dan hidung yang lebar
  • Mempunyai gigi, dan rahang yang kuat dan besar
  • Makananannya jenis tumbuhan dan buah – buahan

Homo Soloensis

Kemudian jenis specis ini adanya dekat daerah Ngandong yang tepatnya kawasan lembah Bengawan Solo, Kabupaten Blora, yang mana telah ditemukan berapa macam fosil tengkorak oleh Von Koenigswald.

Seperti yang sudah diketahui bahwa makhluk tersebut lebih tinggi tingkatannya daripada( Pithecanthropus Erectus), bahkan sudah dapat dikatakan sebagai manusia.

Baca Juga :   Teknik Dasar Bulu Tangkis - Pengertian, Sejarah, Ukuran Lapangan

Maka oleh karna itu, fosil-fosil tersebut dinamakan (Homo Soloensis) manusia dari Solo.

  • Mempunyai tinggi badan 165cm sampai180 cm.
  • mempunyai Badan yang tegap, tapi tidak setegap Meganthrophus.
  • mempunyai daya Volume otak berkisar 750cm sampai 1350 cc.
  • mempunyai Tonjolan kening yang tebal dan melintang sampai bawah pelipis.
  • mempunyai Hidung lebar dan tidak memiliki dagu.
  • Memiliki rahang kuat dan geraham yang besar.
  • Makanan berupa tumbuhan dan daging dagingan.

Ciri Ciri Kehidupan Pada Masa Bercocok Tanam

Berikut adalah ciri-ciri kehidupan pada masa bercocok tanam selain bertani mereka juga beternak, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

  • Teknologi tersebut sudah menghasilkan kini alat kebutuhan telah berkembang.
  • Pada masa ini lah manusia purba pun sudah hidup menetap di sebuah wilayah secara berkelompok.
  • Alat bantu yang dapat digunakan manusia purba pada masa bercocok tanam adalah kapak lonjong, kapak persegi dan mata panah.
  • Sudah mengenal aturan sistem barter yaitu seperti perdagangan yang dilakukan dengan saling tukar-menukar antara barang-dengan barang lagi.
  • Manusia purba yang hidupnya dekat sekali dengan perairan dapat mengunakan transportasi menggunakan perahu bercadik.

Sistem Kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam

Pada masa ini manusia purba pun telah dapat mengenal sistem kepercayaan. Sistem kepercayaan inilah, manusia purba tersebut pada saat itu dibagi menjadi dua kepercayaan yaitu kepercayaan (animisme) dan kepercayaan (dinamisme).

1. Bidang kepercayaan

Ciri – Ciri dalam masa bercocok tanam food producing antara lain sebagai berikut.

  • a. kepercayaan para masyarakat pada masa itu dapat diwujudkan dalam berbagai upacara tradisi dan upacara penguburan mayat yang dibekali dengan benda benda yang mereka miliki kekuburanya.
  • b. adanya kepala suku yang mempunyai kekuasaan serta tanggung jawab penuh terhadap kelompok- kelompok sukunya.
  • c. wujud dari kepercayaan tersebut terlihat dari hasilnya bangunan bangunan megah.

2. Bidang Social

  • a. jumlah anggota kelompoknya semakin lama semakin banyak sehingga dibuat berkelompok dalam satu kapung tersebut.
  • b. manusia telah mendapatkan dan menguasai alam lingkungan.
  • c. Hidup yang menetap merupakan awalnya perkembangan kehidupan manusia

3. Bidang ekonomi

ciri kehidupan ekonomia. system perdagangan pada masa itu semakin berkembang seiringnya waktu dengan semakin berkembangnya kehidupan masyarakat.

Bangunan yang memperlancar ekonomi diperlukn tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan kata pasar .mereka pun sudah mengenal system tukar – menukar .hubungan antara masyarakat semakin erat dan baik dilingkungan daerah tersebut maupun diluar daerah.

4. Bidang Budaya

  • a.Hasil yang ditinggalkan oleh kebudayaan oleh manusia purba pada masa bercocok tanam semakin mengalami peningkatan dan bentuknyapun sangat beragam,baik yang terbuat dari tanah liat,batu,maupun tulang.
  • b.hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam,antara lain beliung persegi,kapak lonjong,dan gerabah.
  • c. Hasil Budaya yang mereka buat mengalami perkembangan yang sangat tajam, diiringi dengan meningkatnya perkembangan otak manusianya, yang mana mereka sudah mampu membuat beraneka ragam kebudayaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Baca Juga :   Pithecanthropus Mojokertensis - Kebudayaan, Ciri, Corak, Peninggalan

5. Bidang teknologi

Pada masa bercocok tanam mempunyai waktu luang yang panjang,yaitu masa penantian dari musim tanam sampai panen sehingga mengerakan manusia mengembangkan akalnya menciptakan teknologi – teknologi agar bisa memajukan kehidupannya.adapun teknik yang dikenal sebagai berikut.

  • a.teknik tangan
  • b.Teknik pukulan
  • d.Teknik goresan
  • f.Teknik roda berputar
  • g.Teknik tatap batu.

Alat alat Peninggalan Masa Bercocok Tanam

Beliung persegi

Beliung persegi
Beliung persegi

Peralatan batu yang begitu sangat menonjol dari masa bercocok tanam. Bentuknya sangat mirip seperti cangkul, namun tidak sebesar cangkul zaman sekarang.

Fungsinya dapat digunakan untuk mengolah kayu, sepertihalnya untuk membuat rumah dan perahu.

Beliung persegi tersebut dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, yaitu nusa tenggara, sumatra, Jawa, Sulawesi,

Adapun penemuan – penemuan diluar wilayah Indonesia yaitu di Semenanjung Melayu . Beliung persegi terbuat dari batu api.

Kapak lonjong

Kapak lonjong
Kapak lonjong

Kapak lonjong terbuat dari batu kali yang warnanya kehitam – hitaman. Kapak lonjong tersebut dapat dibuat dari jenis batu nefrit yang berwarna hijau lumut yang dapat diperoleh dari gumpalan batu yang diserpih atau bisa juga diperoleh dari kerakal yang sudah sesuai bentuknya.
Setelah permukaan batu tersebut diratakan, setelah itu diasah sampai sangat halus.

Kapak lonjong yang kecil fungsinya sebagai simbol atau benda wasiat. Kapak lonjong yang besar fungsinya sebagai cangkul sehinga bisa menggarap ladang dan sebagai kapak biasa. Kapak-kapak lonjong untuk keperluan upacara tertentu saja.

Mata panah

Mata panah
Mata panah

Merupakan salah satu dari bagian dari perlengkapan berburu maupun menangkap ikan. Yang mana alat ini berfungsi untuk berburu dan mencari ikan sehingga dibentuk menyerupai mata gergaji namun bahan pembuatannya dari tulang.

Hasil peninggalan dari zaman kehidupan bercocok tanam ini telah berhasil ditemui letaknya berada didalam gua dan goa tersebut berada tepat di pinggiran sungai.

Kemungkinan juga terdapat mata panah yang dibuat dari sebuah kayu sampai saat ini masih digunakan oleh penduduk asli Papua , kalimantan. Untuk daerah yang banyak ditemukan mata panah tersebut adalah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Gerabah

Masa Bercocok Tanam
Masa Bercocok Tanam

Pada saat berlangsungnya kehidupan manusia purba dizaman bercocok tanam. Dimana saat itu masih jarang pembuatan gerabah namun bergulirnya waktu bahkan hingga sampai saat kini mengalami kemajuan yang pesat sehinga ragamnya pun dapat bertambah banyak.

Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang di panasi oleh api. Gerabah tersebut fungsinya dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, misalnya saja : sebagai wadah tempat air, alat untuk masak , untuk menyimpan perhiasan dan aksesoris lain – lainnya hal tersebut untuk upacara keamanan dan ritual, misalny tempayan dan sebagai bekal dalam kubur.

Perhiasan

Masa Bercocok Tanam
Masa Bercocok Tanam

Pada masa itu kehidupan bercocok tanam sudah dikenal berbagai macam perhiasan.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat perhiasan seperti tanah liat, batu kalsedon, batu agat, batu yaspur ; cokelat; merah;  serta kulit kerang.

Nah itulah yang quipper.co.id sampaikan mengenai masa bercocok tanam, semoga ulasan ini dapat bermanfaat untuk sahabat sekalian.