Pemberontakan DII TII – Hello Bestie Quipper Co Id, pada perjumpaan kali ini kembali akan mimin sampaikan materi makalah pemberotakan DI TII secara lengkap berserta Latar belakang, Kronologi, Tujuan, sejarah dan Jalannya pemberontakan.
Namun diperjumpaan sebelumnya telah quipper.co.id paprkan juga materi tentang Proto Melayu. Nah untuk melengkapi apa yang menjadi tema pembahasan kali ini, maka bisa sahabat sekalian simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi :
Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan DI/TII
Dibentuknya Gerakan NII ini yakni dengan sebua tujuan agar dapat menjadikan Republik Indonesia sebagai salah satu Negara yang menerapkan dasar Agama Islam sebagai landasan atau alas Negara.
Dimana di dalam sebauh proklamasi tertera bahwa “Hukum yang ada dan di berlakukan di Negara Indonesia ialah Hukum Islam” atau lebih tepatnya sebuah Negara Hukum tertingginya ialah kitab suci Al Qur’an dan Hadist”.
Kemudian proklamasi Negara Islam Indonesia (NII) menjelaskan dengan tegas bahwa suatu kewajiban dari suatu Negara agar dapat menyusun undang-undang yangb sesuai dengan berdasarkan syari’at Islam, dan juga sangat menentang dengan keras terhadap ideologi selain Al Qur’an dan Hadist, atau yang biasa disebut oleh mereka dengan julukan hukum kafir.
Dimana di dalam perkembangannya, Negara Islam Indonesia ini telah menyebar luas hingga ke sejumlah wilayah yang terletak di Negara Indonesia terutama berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, dan juga Sulawesi Selatan.
Namun ketika Sekarmadji berhasil tditangkap oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) kemudian dilkukan eksekusi pada sekitar 1962, yang membuat gerakan dari Darul Islam tersebut menjadi saling terpecah belah.
Namun, walaupun dinilai sebagai sebuah gerakan yang dianggap ilegal oleh Negara Indonesia, akan tetapi pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) tersebut masih terus berlangsung dengan secara tertutup dan di rahasiakn di Jawa Barat, Indonesia.
Upaya Penumpasan Pemberontakan DI/TII
Dalam sebuah upaya agar dapat meruntuhkan organisasi DI/TII ini sangat menyita waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, yang diantaranya ialah :
- Lokasi yang digunakan / sebagai tempat tinggal dari pasukan DI/TII ini letaknya sangat sulit dijangkau sebab berada di daerah pegunungan sehingga sangat mendukung organisasi DI/TII untuk bergerilya.
- Dari semua Pasukan Sekarmadji bisa melakukan pergerakan dengan secara bebas di tengah-tengah lingkungan penduduk.
- Kemudian pada Pasukan DI/TII memperoleh dukungan serta bantuan dari pasukan Belanda yang mana di antaranya ialah kepemilikan atas perkebunan, dan juga atas semua para pendukung Negara pasundan.
- Kemudian dengan adanya Suasana Politik yang tidak konsisten, dan juga sikap serta prilaku sejumlah golongan partai politik yang dianggap sangat mempersulit dalam melakukan upaya untuk memulihkan keamanan.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
Sekitar tanggal 7 Agustus 1949 dimana pada saat itu Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dengan secara resmi menerangkan bahwa sebuah organisasi Negara Islam Indonesia (NII) dapat tegak dan berdiri dengan berdasarkan kanun azasi.
Kemudian sekitar pada 25 Januari 1949, pada saat pasukan Siliwangi tengah melakukan perpindahan atau hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, dimana pada kala itu sedang berlangsung kontak untuk pertama kalinya yang terjadi antara pasukan TNI dengan pasukan DI/TII.
Kemudian selama proses pertempuran pada pasukan DI/TII ini di didukung oleh tentara Belanda sehingga membuat pertempuran yang terjadi antara DI/TII dan TNI menjadi semakin sangat sengit.
Namun dengan hadirnya DI/TII ini sehingga banyak menyebabkan suatu penderitaan yang dirasakan oleh semua penduduk di Jawa Barat, sebab hampir dari seluruh penduduk tersebut kerapkali mendapatkan terror dari pasukan DI/TII.
Namun bukan hanya sekedar mengancam semua para warga, akan tetapi para pasukan DI/TII juga banyak yang merampas harta benda yang menjadi milik dari setiap warga guna mencukupi segala keperluan hidup mereka.
Tujuan DI / TII Jawa Barat
- Membentuk sebuah negara berlandaskan syariat Islam dengan pedoman AL Qur’an dan Hadist.
- Penolakan Perjanjian Renville
- Mengatasi Dominasi Komunis dan juga Sosialis
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
Kemudian berajak dari Jawa Barat, dimana pasukan DI/TII ini juga berkembang hingga ke Jawa Tengah yang mana semenjak adanya sebuah Majelis Islam dibawah pimpinan oleh salah seseorang yang bernama Amir Fatah.
Diamana Amir Fatah ialah merupakan salah seorang komandan dari suatu organisasi yang disebut dengan Laskar Hizbullah yang berdiri sejak dari 1946.
Kemudian pada kelompok ikut berbgabung dengan pasukan TNI dari Battalion 52, yang berada di daerah Berebes, Tegal.
Dimana pada kelompok Amir ini memiliki pengikut yang jumlahnya sangat banyak, adapun upaya Amir untuk mendapatkan para pasukan tersebut, ykni.
Dimana amir mengikut sertakan para pasukan laskarnya dan cara menggabugkannya ke dalam anggota TNI.
Kemudian pada saat Amir Fatah telah memperoleh pengikut yang cukup banyak, lalu sekitar pada tangal 23 Agustus 1949 amir melakukan proklamasi mengenai penetapan dari organisasi Darul Islam (DI) yang saat itu tengah berdiri di desa pesangrahan, Tegal.
Kemudian setelah proses pembacaan proklamasi tersebut di laksanakan, maka Amir Fatah pun akhirnya membuat pernyataan bahwa gerakan dari DI yang pada saat itu ikut bergabung dengan organisasi DI/TII yang ada di Jawa Barat yang di pimpin langsung oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Kemudian bergeser ke Kebumen yang juga disana terdapat suatu organisasi yang bernama Angkatan Umat Islam (AUI) yang mana pendiri dari organisasi tersebut ialah seorang kyai yang bernama Mohammad Mahfud Abdurrahman.
Dimana pada Organisasi tersebut juga mempunyai tuuan agar dapat membentuk dan menata Negara Islam Indonesia (NII) dan kemudian saling bersekutu dengan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Kemudian sekitar pada Oktober 1950 terjadi juga sebuah pemberontakan Kesatuan Rakyat yang Tertindas disingkat (KRyT) yang pada saat itu di pimpin oleh seorang mantan TNI letnan dua yang bergelar Ibnu Hajar.
Dimana ibnu dengan bersama semua kelompok KRyT juga telah menyatakan bahwa dirinya merupakan salah satu kolompok yang masih berhubungan dengan organisasi DI/TII yang berada di daerah Jawa Barat.
Dimana pada saat itu yang menjadi sasaran utama dari sejumlah kelompok ini ialah berbagai pos-pos TNI yang berada di wilayah tersebut.
Kemudian setelah pemerintah memberikan sebuah kesempatan agar dapat menghentikan tindakan dari pemberontakan yang dilakukan dengan secara baik-baik, maka pada akhirnya seorang mantan TNI letnan Ibnu Hajar menyerahkan dirinya.
Namun, penyerahan yang dilakukan oleh dirinya tersebut merupakn sebuah trik yang dijadikan sebagai sebuah topeng guna melakukan perampasan dari semua peralatan TNI yang ada, maka setelah semau peralatan tersebut berhasil di rampas olehnya, kemudian Ibnu Hajar pun muali melarikan diri dan ia kembali bersekutu dengan kelompok DI/TII.
Pemberontakan DI/TII di Aceh
Diamana sesaat ketika proses Kemerdekaan Republik Indonesia di proklamasikan, Kemudian di daerah Aceh (Serambi Mekah) berlangsung sebuah masalah yang terjadi diantara kelompok alim ulama yang ikut tergabung dalam sebuah organisasi yang dikenal dengan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) yang pada saat itu di pimpin langsung oleh Tengku Daud Beureuh dan juga kepala adat (Uleebalang).
Kemudian dengan adanya Konflik tersebut menyebabkan perang saudara dari antara dua kelompok yang berlangsung mana peperangan tersebut berlangsung sejak Desember 1945 hingga Februari 1946.
Kemudian agar dapat menyelesaiakn konflik tersebut, akhirnya pemerintah RI memberikan status pada Daerah Istimewa tingkat provinsi kepada Aceh, dan kemudian melakukan suatu pemgangkatan Tengku Daud Beureuh sebagai pemimpin atau gubernur.
Kemudian setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indoneisa yang berlangsung pada bulan Agustus 1950.
Kemudian Pemerintahan Republik Indonesia juga melakukanb sebuah sistem dalam menyederhanakan administrasi pemerintahaan yang menyebabkan sejumlah daerah di Indonesia mengalami sebuah penurunan status.
Adapun salah satu daerah yang mengalami penurunan status tersebut misalnya seprti Aceh, yang mana pada awalnya menduduki sebagai sebagai salah satu Daerah yang sangat Istimewa, maka setelah operasi penyederhanaan itu di lakukan, maka akhirnya status Aceh pun mengalami perubahan dan menjadi sebuah daerah keresidenan yang di ketuai oleh provinsi Sumatera Utara.
Dengan adanya peristiwa ini sangat membuat kecewa seorang Daud Beureuh, hingga pada akhirnya Daud Beureuh membuat suatu keputusan untuk ikut bergabung dengan organisasi Negara Islam Indonesia (NII) yang saat itu di pimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Dimana Peristiwa tersebut berlangsung sejak pada tanggal 20 Spetember 1953. Kemudian usai Daud Beureuh ikut bergabung pada NII, selanjutnya mereka mulai melancarkan sebuah operasi agar dapat menduduki semua kota yang berada di Aceh, namun selain itu dimana mereka juga melakukan suatu propaganda guna memperkeruh dari citra pemerintahan Republik Indonesia.
Hingga kemudian pada akhirnya Pemberontakan yang di lakukan Daud Beureuh bersama semua para angota NII yang di pimpin secara langsung oleh Sekarmadji berhasil di atasi oleh pemerintah.
Maka kemudian setelah pemerintahan RI melakukan operasi tersebut, hingga kemudian membuat semua kelompok DI/TII tersebut semakin mulai terkikis dari beberapa kota yang tengah di tempatinya.
Tujuan DI / TII di Aceh
- Mendirikan Syariat Islam
- Memperbaiki Otonomi Propinsi Aceh
- Menghalangi Kembalinya Kekuasaan Uleebalang
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Kemudian selanjutnya Pemberontakan DI/TII inipun terjadi juga di daerah Sulawesi Selatan yang mana pada saat di pimpin secara langsung oleh Kahar Muzakar.
Pada organisasi ini sudah di bentuk sejak dari 1951 dan kemudian berhasil di ditaklukan oleh pemerintah sekitar Tahun 1965.
Dalam upaya meringkus dan menumpas dari kelompok organisasi tersebut sangat memakan banyak biaya, lalu tenaga, dan juga menyita banyak waktu hal ini disebabkan dengan keadaan dari medan yang sangat sulit untuk dilalui.
Walaupun demikian, semua para pemberontak DI/TII sudah sangat menguasai medan area tersebut. Selain itu juga, dari semua para pemberontak tersebut berhasil memanfaatkan rasa kesukuan yang berkembang di lingkungan masyarakat guna memberi perlawanan terhadap pemerintah untuk menumpas organisasi DI/TII tersebut.
Maka Setelah pemerintahan Republik Indonesia melakukan sebuah operasi penumpasan DI/TII dengan bersama para anggota Tentara Republik Indonesia.
Sehingga kemudian Kahar Muzakar berhasil ditangkap dan kemudian di tembak oleh pasukan TNI sekitar tanggal 3 Februari 1965.
Akhir Kata
Nah itulah yang bisa Quipper.co.id sampaikan mengenai makalah pemberontakan di/tii, semoga ulasan kali ini bisa menjadi sajian yang bermanfaat untuk sahabat sekalian.