Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio)

Posted on

Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio) – Rasio ketergantungan ialah merupakan salah satu dari indikator demografis yang sangat penting untuk di pelajari oleh para demografer dan juga geografer sosial.

Mengapa seperti itu, karena indikator ini sangat erat hubungannya dengan kondisi ekonomi dan juga pada potensi perkembangan di suatu wilayah.

Dalam suatu kelompok tidak semua masyarakat masuk ke dalam kategori yang produktif, dan ada juga golongan masyarakat yang di kategorikan tidak produktif.

Untuk mengetahui kualitas pada produktivitas secara umum dari suatu masyarakat maka hal itu membutuhkan rasio yang dapat memperhitungkan dari kedua faktor tersebut.

Pada kesempatan kali ini quipper.co.id akan menjelaskan lebih rinci lagi mengenai Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio), dan kami akan membahas juga mengenai Masyarakat Produktif dan non Produktif.

Masyarakat Produktif Dan Non Produktif ?

Sebelum kami membahas mengenai Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio), kalian harus memahami Masyarakat Produktif Dan Non Produktif terlebih dulu.

Nah apasih Masyarakat Produktif Dan Non Produktif ini ? Produktif dan non produktif ini apabila dilihat berdasarkan kontribusi orang kedalam sistem ekonomi maupun pada sistem sosial lainnya.

Akan tetapi hal ini berdasarkan dengan kemampuannya sendiri untuk berkerja.

Pada golongan masyarakat produktif ialah merupakan salah satu masyarakat yang berada pada golongan yang berumur 15 sampai 64 tahun.

Dan golongan umur ini di anggap bisa berkerja dan juga berkontribusi secara ekonomi maupun secara sosial kepada negara.

Golongan pada masyarakat non produktif ialah merupakan masyarakat yang berada pada golongan yang berumur 0 sampai 14 tahun dan pada umur 65 tahun ke atas.

Golongan umur ini dianggap belum mampu atau sudah tidak mampu lagi untuk berkerja sehingga hal ini dianggap tidak bisa berkontribusi lagi kepada negaranya.

Contohnya pebisnis sukses yang sudah tua misalnya seperti Colonel Sanders yang baru menciptakan KFC setelah berumur 65 tahun ? Hal itu tetap tidak di hitung.

Orang – orang itu ialah Outliers yang sangat jarang sehingga tidak bisa dijadikan sebagai patokan penentuan standar.

Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio)
Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio)

Pengertian Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio)

Rasio ketergantungan (Defendency Ratio) ialah merupakan sebuah ukuran yang menjelaskan tentang beban yang harus di tanggung oleh para pekerja.

Baca Juga :   Persebaran Penduduk Di Indonesia

Rasio ini dapat menghitung jumlah dari penduduk non produktif serta cara membaginya dengan cara jumlah penduduk produktif.

Dari hasil perhitungan tersebut berapakah jumlah yang di dapat jumlah dari penduduk non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk produktif.

Indikator yang sering disebut dengan Dependency Ratio ini sangat berguna untuk mengidentifikasi suatu daerah yang mempunyai ketergantungan ekonomi yang tinngi atau tidak nya.

Apabila suatu daerah tersebut mempunyai angka ketergantungan yang tinggi maka potensi pada pertumbuhan ekonominya tidak terlalu tinggi.

Sedangkan apabila dependency ratio itu ialah suatu wilayah yang tergolong rendah maka potensi pada pertumbuhannya sangat besar karena banyak masyarakat usia yang produktif.

Cara Menghitung Rasio Ketergantungan

Pada umumnya cara menghitung rasio ini terdapat 3 jenis rasio ketergantungan yaitu , angka ketergantungan total, usia muda, dan usia tua.

Ketiga jenis tersebut mempunyai rumus perhitungannya yang berbeda – beda.

Cara Menghitung Dependency Ratio Total

Pada rasio ketergantungan yang pertama dan sering di gunakan yaitu dependency ratio total dari suatu wilayah.

Rumus diatas tadi dapat digunakan untuk menghitung Dependency Ratio total dari suatu populasi.

Di sini kelompok non produktif tua dan muda dapat digabung dalam satu kelompok yaitu kelompok penduduk dari usia non produktif.

Rumusnya ialah jumlah penduduk yang tidak produktif yaitu 0 sampai 14 tahun serta 65 tahun lebih di bagi dengan jumlah penduduk yang produktif yaitu 15 sampai 64 tahun) kemudian itu dikalikan 100.

Apabila menggunakan rumus tersebut maka jumlah yang didapatkan dari penduduk tidak produktif yang bergantung pada 100 penduduk pada usia produktif.

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Muda

Ada juga rasio khusus yang menjelaskan tentang angka ketergantungan pada golongan non produktif muda terhadap penduduk dari usia produktif.

Selain dari rasio ketergantungan total hal ini terdapat juga rasio pada ketergantungan anak dan rasio ini bisa dihitung dengan rumus diatas tersebut.

Yang dihitung disini ialah rasio antara jumlah golongan muda yang tidak produktif dengan total jumlah dari penduduk produktif.

Baca Juga :   Contoh Soal IPS Kelas 1 SD Semester 1 dan 2 Terlengkap

Rumusnya yaitu jumlah penduduk umur 0 sampai 14 tahun dan dibagi dengan jumlah penduduk yang berumur 15 sampai 64 kemudian hasilnya dikalikan 100.

Hasilnya ialah jumlah anak – anak yang bergantung dari 100 penduduk pada usia produktif.

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Tua

Ada juga metode perhitungan pada angka ketergantungan untuk suatu penduduk yang berusia tua.

Pada jumlah penduduk non produktif disini akan dibagi dengan jumlah penduduk pada usia produktif.

Rumusnya yaitu jumlah penduduk dengan umur 65 tahun atau lebih dari itu kemudian dibagi dengan jumlah penduduk yang berumur 14 sampai 64 setelah itu hasilnya dikalikan dengan 100.

Dari perhitungan tersebut bisa diketahui dari berapa penduduk pada usia non produktif yang bergantung dengan penduduk produktif per 100 penduduk dari usia yang produktif.

Pentingnya Rasio Ketergantungan

Semakin rendah angka ketergantungan maka semakin baik juga pada suatu kondisi ekonomi di suatu negara.

Hal ini disebabkan karena rendahnya masyarakat pada non produktif yang harus ditanggung secara ekonomi dengan masyarakat produktif.

Tanggungan ini yaitu berbentuk seperti bantuan pensiun, jaminan sosial, dan fasilitas lainnya yang di dapatkan oleh penduduk non produktif, walaupun mereka tidak bekerja.

Maka dari itu sebaiknya negara – negara yang didunia ini berupaya agar rasio ketergantungan pada masyarakat ini tidak terlalu tinggi.

Apabila rasio ketergantungan terlalu tinggi maka hal ini akan menjadi masalah ekonomi dimana pada pendapatan negara tidak cukup untuk menyediakan semua pada fasilitas gratis tersebut.

Saat negara tidak mampu untuk menyediakan fasilitas umum dengan cara yang efektif dan juga efisien karena negara tersebut ke kurangan dana, dan masyarakat yang produktif juga akan terkena imbasnya.

Hal ini terjadi karena pemerintah mempunyai obligasi untuk melayani seluruh rakatnya dengan sebaik – baik mungkin, dan tidak boleh hanya golongan tertentu saja yang di untungkan.

Masalah pada angka ketergantungan ini lebih jauh memperngaruhi dari negara yang berhaluan sosialis dan juga welfare state.

Karena negara sosialis dan juga welfare state ini terdapat berbagai jaringan dari pengaman sosial yaitu seperti jaminan kesehatan, upah minimum.

Serta pada dana pensiun yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup pada masyarakat dan juga meredistribusi pada kekayaan.

Baca Juga :   Latar Belakang Pemberontakan PRRI - Tujuan, Tokoh, Dampak

Dampak Dependency Ratio Pada Kehidupan Kita Sehari – Hari

Indonesia ialah merupakan salah satu dari negara yang menganut sistem welfare state yang sesuai dengan sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Maka dari itu rasio ketergantungan menjadi suatu yang penting bagi keberjalanan negara indonesia.

Namun indonesia masih mempunyai angka ketergantungan yang cukup rendah dari jumlah penduduk usia muda dan yang tertinggi dari jumlah penduduk yang usia tua dan tidak terlalu banyak lagi.

Hal ini disebabkan karena angka pada harapan hidup di indonesia yang tidak terlalu tinggi dan juga pada pertumbuhan penduduk yang konstan yang tingkatnya cukup tinggi.

Maka dari itu indonesia ini masih bisa berfungsi sebagai negara welfare state dengan efektif pada saat ini.

Lain halnya dengan jepang yang mempunyai jumlah dari penduduk muda yang semakin sedikit apabila dibandingkan dengan penduduk usia tuanya.

Karena jumlah pada masyarakat yang berkerja di daerah jepang akan semakin sedikit sedangkan dari jumlah masyarakat yang harus ditanggung oleh bantuan sosial maka akan semakin banyak.

Diamana suatu saat sistem welfare state di daerah jepang ini akan gagal dan pemerintahnya terpaksa melakukan perombakan pada jaminan sosial.

Pada umumnya negara – negara yang berada pada tingkat transisi demografis akhir yaitu 4 sampai 5.

Dan hal ini akan mempunyai angka ketergantungan yang lebih tinggi di bandingkan dengan negara – negara yang berada pada tingkat awal.

Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dari angka kematian, angka kelahiran, dan juga dari angka harapan hidup pada suatu penduduk – penduduk dari negara tersebut.

Hubungan Angka Ketergantungan Dengan Bonus Demografi

Hubungan Angka Ketergantungan Dengan Bonus Demografi
Hubungan Angka Ketergantungan Dengan Bonus Demografi

Bonus demografi ialah merupakan suatu kondisi yang terdapat ke berlimpahan pada masyarakat yang berada pada usia yang produktif.

Tentunya hal ini sangat erat hubungan terhadap rasio ketergantungan, dan bonus demografi ini akan menyebabkan rasio ketergantungan menjadi menurun.

Sehingga negara tersebut mempunyai lebih banyak dana dari para pekerja baik itu secara langsung via pajak atau secara tidak langsung via pertumbuhan ekonomi.

Hal ini lebih banyak pekerjanya dibandingkan dengan yang tidak bekerja maka dari itu hal ini akan menyebabkan surplus dana.

Sehingga negaranya dapat menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan berinvestasi di dalam negri, membuka lapangan kerja baru, pembangunan, maupun berinvestasi di luar negri.

Nah itulah yang dapat quipper.co.id sampaikan pada pembelajaran kali ini mengenai Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio), semoga bermanfaat bagi yang membacanya, terimakasih.

Baca Juga :